Lari Kemana Dana PHK 2009?
Bantuan dana Program Hibah Kompetensi (PHK) berfungsi untuk peningkatan kapasitas intitusional, efisiensi, dan mutu manajemen universitas berbasis Good University Governance (GUG). Program ini muncul dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI), yang bernaung dibawah Departemen Pendidikan Nasional.
Bagi Universitas Sahid dengan adanya program ini memberikan pengaruh besar untuk meningkatkan citra Universitas Sahid Jakarta sebagai universitas bercirikan kewirausahaan entrepreneurial university.
Namun setelah ditelusuri lebih dalam, sebagian besar mahasiswa USAHID tidak mengetahui dana PHK-I ini. “Belum tahu secara menyeluruh mengenai program PHK, saya hanya tahu program tersebut di adakan guna membantu mahasiswa meningkatkan pembelajaran di kampus dan menurutnya dana yang ada pengalokasiannya belum terlalu terlihat,” kata Lutfi Eka Mulia saat ditemui Buletin Azimut, belum lama ini.
Hal senada dikatakan Rifsia Iga Riadi, penggunaan dana PHK-I belum terlihat pelaksanannya. mahasiswi fakultas hukum berpendapat “Saya nggak tahu tentang PHK-I, kalaupun ada mana hasil kongkritnya,” ucap Rifsia.
“Program tersebut kurang sosialisasinya dan tidak ada transparasi dari pihak kampus untuk mahasiswa berpartisipasi dalam program tersebut,” imbuh mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sahid itu.
Pendapat berbeda diungkapkan, Willa Citra Wandita, Mahasiswi Fikom ini sudah mengetahui program ini sejak Pesipti 2008. Willa mengetahuinya saat adanya penyuluhan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa. Namun program tersebut belum terealisasikan secara jelas masih sekedar konsep.
“Dana dari program kurang dijelaskan, seharusnya adanya dana tersebut, kampus menyediakan fasilitas yang menunjang agar mahasiswa dapat merasa nyaman saat berkuliah, salah satunya adalah perbaikan toilet,” saran dari Willa.
Larinya dana PHK-I kurang tranparan, rupanya sudah bisa dinikmati oleh sebagian Mahasiswa Fakultas Teknolgi Informasi. Tedi Sukmana sebagai mahasiswa mengungkapkan manfaat dana PHK-I tersebut.
“Manfaat saya rasakan dengan adanya program ini adalah adanya pembuatan usaha dalam bidang grafika, penambahan fasilitas (computer),” tuturnya.
Semoga dana PHK-I ini, diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa Usahid. Namun program ini tak mungkin berjalan secara baik tanpa dukungan civitas akademika Universitas Sahid dan pihak pengelola PHK-I, yang dapat bersikap amanah, jujur dan transparan. Ega/Q_Q
Oase
Umar bin Khattab r.a.
Umar bin Khattab .ra salah seorang sahabat Rasulullah SAW. mendapat julukan Al Faruq karena beliau merupakan pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Selain itu ia juga dijuluki Abu Hafshin (Bapaknya Singa) karena keberaniannya. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan. serta kepala bagian depannya botak, warna kulitnya coklat kemerah-merahan. Itulah gambaran fisik dari Umar bin Khattab .ra.
Pada masa Umar menjadi khalifah kekuasaan Islam bertambah luas. Beliau berhasil menguasai Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tipoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati. Justru beliau seorang pemimpin yang zuhud lagi wara’. Beliau berusaha mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Dalam satu riwayat Qatadah berkata, ”Pada suatu hari Umar bin Khattab .ra memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang.” Abdullah, puteranya berkata, ”Umar bin Khattab .ra berkata, ”Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka Umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT.”
Subhanallah, sungguh contoh teladan yang baik. Beliau selalu mencari tahu kebutuhan rakyatnya dan kemudian memenuhinya. Beliau juga sangat sederhana walaupun beliau adalah seorang pemimpin. Beliau juga sangat takut dimintai pertanggung jawaban atas amanahnya sebagai pemimpin. Bukan hanya kebutuhan manusia yang dipikirkannya tapi kebutuhan binatang juga sangat diperhatikannya.
Semoga Allah menganugerahi Umar-Umar baru lahir dan memimpin negeri ini, amiin.Idr/berbagai sumber
Opini
KEBIJAKAN YANG BELUM SEBANDING
Oleh Fiddy Anggriawan, Wakil Ketua HMP Jurnalistik 2009
Pembayaran uang akademik bagi mahasiswa universitas Sahid dikejutkan dengan adanya kenaikan sebesar Rp. 100.000,- tanpa adanya sosialisasi sebelumnya dari pihak Universitas. Kenaikan tersebut diklaim untuk memudahkan mahasiswa dalam pembayaran akademik disemester selanjutnya. Namun, kebijakan tersebut dirasa kurang sesuai bagi mahasiswa, karena kebijakan itu diberikan terhadap mahasiswa baik angkatan lama ataupun baru. Untuk mahasiswa angkatan baru, yang akan melakukan proses kuliah mungkin ini sesuai karena proses kuliah mereka masih cukup lama di Universitas Sahid.
KEBIJAKAN YANG BELUM SEBANDING
Oleh Fiddy Anggriawan, Wakil Ketua HMP Jurnalistik 2009
Pembayaran uang akademik bagi mahasiswa universitas Sahid dikejutkan dengan adanya kenaikan sebesar Rp. 100.000,- tanpa adanya sosialisasi sebelumnya dari pihak Universitas. Kenaikan tersebut diklaim untuk memudahkan mahasiswa dalam pembayaran akademik disemester selanjutnya. Namun, kebijakan tersebut dirasa kurang sesuai bagi mahasiswa, karena kebijakan itu diberikan terhadap mahasiswa baik angkatan lama ataupun baru. Untuk mahasiswa angkatan baru, yang akan melakukan proses kuliah mungkin ini sesuai karena proses kuliah mereka masih cukup lama di Universitas Sahid.
selanjutnya tanpa pemberitahuan sebelumnya dari pihak universitas saat melakukan pembayaran uang akademik. Secara tiba-tiba mahasiswa diminta menambahkan uang akademik sebesar Rp. 100.000,-. Kemudian, yang menjadi pertanyaan apakah kebijakan ini sesuai dengan mereka yang sedang melakukan proses akhir ? Jawabanya tentu saja tidak, karena jelas proses akademik tidak sampai 1 (satu) tahun. Menurut mahasiswa yang sedang melaksanakan proses akhir kebijakan ini tidak berguna karena banyak diantara mereka sudah memiliki ATM di bank lain.
Jelas kebijakan itu dirasa membaratkan, pasalnya fasilitas kampus pun masih belum sesuai dengan besarnya uang akademik. Mulai dari Sistem pengisian jadwal kuliah yang menggunakan sistem on line saja masih perlu diperbaiki karena pada kenyataannya masih belum siap digunakan dan sering ada gangguan maintenance. Belum lagi keadaan ruang perkuliahan yang masih dirasa kurang nyaman, ada beberapa pendingin ruangannya tidak berfungsi sehingga mengganggu jalannya perkuliahan (lantai 7). Ditambah lagi sinyal wifi yang juga sering ada gangguan maintenance.
Sebaiknya pihak Unversitas mengkaji ulang sebelum mengambil kebijakan kenaikan uang akademik karena pelayanan akademik masih belum sebanding dengan uang yang diminta pihak Universitas. Mahasiswa pun tidak akan keberatan jika fasilitas yang mereka dapatkan sesuai dengan apa yang mereka keluarkan sehingga proses perkuliahan dapat berjalan dengan nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar