Selasa, 15 Desember 2009

Azimut November 09

Laput


Mahasiswa Gerah, Kebijakan Kampus Mendadak

Buntut dari keputusan pihak rektorat yang semena-mena perihal surat edaran yang mengharuskan segera melunasi sisa pembayaran tunggakan. Menyebabkan sebagian Mahasiswa Universitas Sahid Jakarta, melakukan aksi atas kebijakan kampus yang dianggap sangat memberatkan mahasiswa. Alhasil akibat aksi tersebut, jalannya ujian tengah semester yang sedianya segera dilaksanakan harus mengalami penundaan.

Aksi dimulai saat sebagian mahasiswa yang dimotori Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universtias Sahid Jakarta, berkumpul untuk memprotes kebijakan pihak Rektorat. Sebelumnya mahasiswa melakukan aksi penandatanganan spanduk sebagai tanda mahasiswa bersatu untuk menolak kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pihak rektorat.

“Ini bukan forum diskusi tetapi ini merupakan puncak dari kemarahan mahasiswa tentang persoalan sistem yang melemahkan posisi mahasiswa,” kata Iga mahasiswa fakultas hukum itu.

Beberapa mahasiswa mengaku bingung dengan keputusan mendadak yang diambil pihak rektorat. Mahasiswa baru mengetahui pengumuman surat kebijakan tersebut satu minggu sebelum pelaksanaan ujian tengah semester. Sedangkan dari pihak Rektorat mengungkapkan sudah mengeluarkan surat peringatan, namun sampai batas waktu sebagian besar mahasiswa masih banyak yang belum melunasi.

“Surat edaran mendadak karena pada saat rapat pimpinan Universitas Sahid Jakarta, batas waktu yang ditentukan tidak ada yang membayar oleh karena itu dikeluarkan surat edaran tersebut,” ungkap Nafiyah Ariyani, Wakil Rektor II, sekaligus membantah argumentasi yang dilayangkan BEM Usahid.

Keluarnya keputusan ini, tentunya memberatkan mahasiswa yang tidak mampu membayar lima puluh persen. Akibatnya mahasiswa kesulitan untuk memperoleh kartu ujian dan terpaksa harus mengikuti ujian susulan.

Menurut Giyatmi Irianto, mahasiswa yang belum melunasi cicilan pertama sudah dikeluarkan surat edaran angsuran harus dibayar tanggal 16 Oktober 2009. Sedangkan yang ujian susulan harus tetap melunaskan sisa pembayaran.

“Mengingat kita semua komitmen terhadap metode pembayaran angsuran, ada toleransi sampai hari ini bisa dibayarkan, toleransi 50% yaitu Rp. 1.000.000,- bagi yang kurang mampu bisa membayar Rp. 500.000,-, jika betul-betul kurang mampu bisa membayar seadanya dan terakhir ujian susulan.” kata Wakil Rektor I itu.

“Mahasiswa yang belum lunas juga mendapatkan kartu ujian tetapi untuk mendapatkan kartu ujian harus ada ACC dari direktorat bidang keuangan” timpal Wakil Rektor II.

Saat ini mahasiswa hanya berharap agar pihak rektorat tidak terlalu mentitikberatkan mahasiswa terhadap administrasi. Semua mahasiswa Usahid, akan sepakat jika semua fasilitas yang ada diperbaharui, tidak hanya administrasi saja yang menjadi permasalahan. Harus ada timbal balik yang baik jika mahasiswa harus membayar sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang tepat pada waktunya, tentu mahasiswa juga menginginkan fasilitas terbaik yang diberikan oleh kampus sehingga mahasiswa Universitas Sahid Jakarta, bangga membawa dan memperkenalkan nama USAHID. afq/q-q



Oase



Batu dan Bisikan



Ada seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha sedang menikmati perjalanan dengan mobil barunya. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan sekitar. Dipinggir jalan tampak beberapa anak sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak dihiraukan anak-anak itu. Tiba-tiba sebuah batu menimpa jaguar pengusaha itu, pintu mobilnya tergores.

Dengan geram, pengusaha mundur ke arah batu itu dilempar. Amarahnya memuncak, dia keluar dari mobilnya dan segera menarik seorang anak yang paling dekat dengannya. Segera memarahi dan ingin memukul anak itu. Anak itu ketakutan dan meminta maaf. Anak itupun menjelaskan, ia melempar batu itu karena dari tadi tak ada satu mobil yang mau berhenti. Dengan air mata membasahi pipinya, anak itu menunjuk ke arah parkir mobil. Disana ada kakak anak itu, kakaknya terjatuh dari kursi roda dan sedang kesakitan. Anak itu hendak minta pertolongan karena dia tak kuat mengangkatnya sendiri.

Pengusaha itu tak mampu berkata-kata lagi. Kerongkongannya terasa tercekat. Iapun segera menolong kakak anak itu. Lututnya terluka, memar dan tergores, sama seperti pintu jaguar kesayangannya. Kemudian anak itu berterima kasih, dan berkata semoga Allah akan membalas perbuatan anda. Kemudian anak itu pergi sambil mendorong kursi roda. Pengusaha itu menelusuri jalan dengan lambat sambil merenungkan kejadian yang baru saja dilewatinya.

Sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintas berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup dengan cepat sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar? Allah akan selalu berbisik dalam jiwa dan berkata lewat kalbu kita.

Kadang kita tak punya waktu untuk mendengar, menyimak dan menyadari setiap ujaran-Nya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu hidup dengan nafsu hingga terlupa pada banyak hal yang melintas. Karena itu, harus ada yang “melemparkan batu” agar kita mau dan berhenti sejenak. Semua terserah kepada kita, mau mendengar bisikan-Nya atau menunggu lemparan batu yang lebih besar lagi. (berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar