Rabu, 28 Oktober 2009

LAPORAN UTAMA

VALENTINE, UDAH NGGAK ZAMAN! (Edisi Februari 2010)

Tepat bulan Februari banyak orang mengatakan bulan kasih sayang, karena tepat tanggal 14 Februari adalah hari valentine. Namun apakah hanya tanggal tersebut kasih sayang tersebut dicurahkan?. Padahal kita bisa mengaplikasikannya setiap hari. Kasih sayang, tidak hanya dengan sesama manusia tetapi juga dengan makhluk ciptaan Allah SWT lainnya kita juga harus membagi kasih sayang itu.

Dosen Fakultas Hukum, Farah Liza Adnan, menyatakan. “Hari kasih sayang sebenarnya tidak ada di dalam Islam yang dikhususkan spesial tanggal 14 Februari. Dalam pembukaan Al Quran disebutkan bismilahhirahmannirahim yang artinya dengan nama Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang. Kata kasih dan sayang itu diartikan Allah mengasihi manusia secara keseluruhan dan Allah menyayangi manusia secara khusus artinya yang beriman maksudnya orang yang Islam, kasih maksudnya dikasihi. Dan Allah yang dikasihi semua makhluk hidup dikasihi di sini berarti diberi rezeki, diberi pengetahuan,” ucapnya.

“Kasih sayang di sini bukan berarti kita setuju dengan hari kasih sayang valentine. Dalam Agama Islam juga diajarkan kita harus saling mengasihi, maksudnya saling memberi walaupun beda agama. Namun yang terjadi saat ini, hari valentine malah membuat orang mendekatkan zina, seperti membuat kata-kata kiasan, berpelukan, berciuman. Makanya di dalam Al-Quran dikatakan jangan dekatkan zina. Karena valentine termasuk yang berkhalawat seperti berdua-dua, bermesraan,” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Abdul Malik Bahar. “Valentine nothing special, bagi saya pribadi tidak suka kalau valentine dibesar-besarkan,” Tegasnya.

Kembali kita tanamkan dalam diri kita masing-masing untuk mengenyahkan valentine day. Karena hari kasih sayang itu bisa dirayakan setiap hari oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Karena cinta harus ditebarkan oleh semua makhluk Allah SWT. Cinta harus didasari dengan cinta yang hakiki, ke mana pun cinta itu pergi harus berpokok pada cinta yang hakiki yaitu cinta kita kepada Allah SWT. Jadi tidak ada mentuhankan Allah mentuhankan anak. Kalau kita mencintai Allah sebenar-benar cinta maka implikasi seperti cinta kepada makhluk karena Allah SWT telah memberikan titipan kepada kita makanya kita harus memelihara dan menjaganya. Segala bentuk cinta yang kita berikan kepada seluruh makhluk hidup karena cinta kita kepada Allah SWT. Q-Q/WT



RESOLUSI MAHASISWA USAHID 2010 (Edisi Januari 2010)

Kampus Sahid sudah banyak memberikan manfaat bagi mahasiswanya. Tentunya tidak mudah untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari tahun sebelumnya karena terkadang proses tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai suatu perubahan seperti yang diinginkan oleh mahasiswa.

Andyla Akbar, mahasiswa fakultas ekonomi jurusan menajemen, berpendapat, besarnya biaya dengan fasilitas yang ada kurang sesuai. Dengan banyaknya mahasiswa yang masuk setiap tahun tetapi penambahan fasilitasnya belum terlihat.

Menurutnya memang banyak fasilitas yang sedang direnovasi tetapi tidak mencukupi fasilitas yang lainnya. Contohnya lift yang sering rusak, kurangnya renovasi yang besar-besaran untuk keseluruhan bangunan kampus yang terlihat kurang terawat, toilet yang kurang memadai, AC yang terkadang tidak memberikan kenyamanan terhadap aktifitas mahasiswa/i dalam menuntut ilmu.

”Saya berharap dari segi pembelajaran, diharapkan menyeleksi kembali dosen yang berkualitas, bermutu, berkompeten di bidangnya, lab-lab yang ada di lantai 7 lebih sering diaktifkan untuk praktek-praktek, dan lain-lain.” ucap Andyla.

Senada dengan Andyla, Rika mahasiswi penggiat jurnalistik ini mengakui fasilitas yang diberikan kampus masih belum memadai.

”Kampus ini masih banyak kekurangan dari segi sarana dan prasarannya, seperti pelayanan akademik yang masih minim keterbatasan. Saya berharap untuk di tahun ini Usahid dapat memperbaiki segala fasilitas yang ada agar mahasiswa merasa nyaman dalam mengikuti perkuliahan.” tutur pemilik nama Rika Rospiana itu.

Tak ayal lagi, akibat bobroknya fasilitas kampus, hampir semua mahasiswa/i mengkritik habis masalah kondisi kampus.

“Kita hanya mendapatkan teori tanpa ada praktek yang seharusnya bagi mahasiswa/i pariwisata dan perhotelan butuhkan. Seperti pembukaan lab untuk MHT seperti lab resepsionist, housekeeping, dan lain sebagainya,” imbuh Rusi Love Ginting.

Semoga apa yang kita inginkan di tahun 2010 ini dapat terwujud dan kita sebagai mahasiswa juga merasakan kenyamanan kampus kita ini. TIM



Sosok Pemuda Ideal

Pemuda ibarat sebuah gerbang dalam kemajuan dan kesuksesan suatu negara. Namun kenyataannya saat ini para pemuda justru banyak yang terjebak virus barat yang selalu menggerogoti etika seorang pemuda. Sosok pemuda ideal secara umum adalah pemuda yang tidak pernah lupa akan kebesaran-Nya, selalu mensyukuri apa yang telah diperoleh, berbakti kepada orang tua, peduli akan lingkungan dan masyarakat disekitarnya serta menjadi pemuda yang berguna untuk keluarga, bangsa dan Negara.
Menurut A. Harief Siswanto selaku WAREK III, “pemuda ideal adalah pemuda yang bisa berpikir kreatif dan inovatif sehingga mampu bersaing di dunia kerja dan mampu menciptakan lapangan kerja (mandiri), tidak tergantung kepada orang lain dan mempunyai budi pekerti yang baik yang dapat diarahkan untuk kemaslahatan umat. Pengembangan proses berpikir kreatif dan inovatif ini dapat dilakukan dengan mengembangkan hard skill dan soft skill. Pengembangan hard skill (pengetahuan) dapat dilakukan terutama di dalam perkuliahan. Sedangkan pengembangan soft skill (kepemimpinan, komunikasi, kerjasama dll.) dengan aktif di keorganisasian mahasiswa (ormawa) seperti BEM, HMJ dan UKM” tambahnya.
Menurut bapak Harief, filterisasi pengaruh budaya Barat yang merusak seperti clubbing, drugs dan free sex hanya dilakukan dengan dua cara. Pertama, nilai-nilai agama yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan merasa selalu diawasi kita akan selalu berpikir bahwa Tuhan melihat segala perbuatan kita. Apakah kita masih berani berbuat dosa bila kita yakin malaikat-malaikatNya selalu siap mencatat amal baik dan amal buruknya kita? Tentu saja tidak. Kedua, keluarga yang saling menjaga dan mengawasi. Oleh karena itu sangat penting bagi sebuah keluarga menjaga keharmonisan dan komunikasi di antara anggota keluarga untuk mencegah pengaruh-pengaruh buruk dari lingkungan atau budaya yang merusak.
Menurut Gerrich Wiryadinata 2005 (Ketua BEM Hukum), “Pemuda adalah seseorang yang produktif, idealis berwawasan luas, rela berkorban, berjiwa besar dan dapat menjadi pemersatu di dalam kelompok maupun lingkungannya. Sedangkan sosok pemuda ideal menurut saya jawabannya akan sama apabila saya ditanya tentang seorang pemimpin yang ideal yaitu pemuda/pemimpin yang ideal tidak dapat diciptakan dan tidak akan mudah untuk mendapatkan sosok seperti itu karena semua itu adalah seleksi alam seperti halnya kharisma dan kewibawaan, semua orang dapat menjadi orang yang berwibawa karena itu dapat dibentuk didalam tingkah laku sehari-hari, tetapi apakah semua orang juga bias membentuk agar mempunyai kharisma?” tambahnya.
Gerrich menyatakan bahwa semua mahasiswa Universitas Sahid adalah seseorang sosok pemuda alasannya bukan karena umurnya yang masih muda tetapi karena kita sebagai mahasiswa pastilah berkiblat kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi dan tentunya kita menjalankan salah satu Tri Dharma dan sekarang tinggal bagaimana caranya saja kita masing-masing pribadi dapat melaksanakan dan menjalankan kiblat tersebut, agar dapat menjadi sosok pemuda yang lebih mempunyai “taste” dalam hidup. Tetapi pada kenyataanya saat ini pemuda lebih suka bersenang-senang karena pemuda pastilah mempunyai jiwa muda dan bersenang-senang untuk melepas kepenatannya tetapi tidak harus melupakan dan selalu ingat kewajibannya untuk menjadi sosok pemuda yang baik, mungkin pemuda sekarang lebih banyak bersenang-senang karena mereka melihat apa yang ada didepan mata maka dengan sendirinya mereka akan terbawa arus tersebut, kalau arusnya baik yang mereka ikuti maka niscaya mereka akan menjadi pemuda yang baik dan apabila arus tersebut tidak baik dan mereka tidak dapat menahan laju arus tersebut maka mereka akan menjadi pemuda yang tidak akan berguna untuk dirinya sendiri apalagi untuk orang-orang sekitarnya, ujarnya.
Tidak jauh berbeda dengan Gerrich, menurut Ketua UKM Matasitas (Muiz Nuristiyanto/Kwek) periode 2009-2011, “Pemuda yang ideal adalah pemuda yang banyak melakukan hal positif dan aktif dalam segala hal. Talk less do more sedikit berbicara banyak bertindak untuk hal yang positif. Pemuda yang bisa berpikir dewasa, mengerti mana yang baik dan mana yang buruk. Yang membuat saya seperti ini adalah orang tua, karena mereka saya bisa seperti sekarang ini dan itu merupakan inspirasi saya” tambahnya.
Sosok pemuda yang ideal memang sangat sulit ditemukan saat ini, budaya barat banyak mempengaruhi para pemuda. Itu semua kembali pada pribadi masing-masing, mana yang terbaik untuk dipilih. (Idr,q-q,wt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar