Rabu, 28 Oktober 2009

Azimut Mei 09

Laput

Apa Kabar KRS OnLine?


Perkuliahan di semester baru tahun 2009 ini sudah berjalan sekitar beberapa bulan. Tapi seberapa efektifkah perkuliahan berjalan?

Menurut Sihono Dwi Waluyo, selaku penanggung jawab KRS (Kartu Rencana Studi) Online mengatakan bahwa sistem pengaturan jadwal tidak ada hubungannya dengan sistem KRS Online karena pengaturan jadwal yang berwenang adalah pihak akademik. Bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah tertentu, namun dosen yang mengajar masih kosong, hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya koordinasi antara beberapa pihak.

KRS Online memang masih dalam program penataan. Tujuan utama dari KRS Online agar lebih efektif dalam pengisian jadwal. "Sebenarnya dari pihak kami juga memberikan sarana pengisian KRS Online di lantai.7, namun mahasiswa yang datang hanya sedikit, pihak kamipun tidak bisa memberikan sosialisasi secara langsung. KRS Online Usahid memang masih banyak kekurangan, namun kami selalu memperbaiki sistem yang ada", kata Pak Sihono, saat ditemui Buletin Azimut, beberapa waktu lalu.

Senada dengan Sihono, salah satu dosen Fikom, Manik Sunuantari, mengungkapkan, KRS Online belum efektif karena dari awal dosen belum tahu secara pasti sistemmya seperti apa. "Kita sebagai dosen hanya diberi kertas gambar selembar lalu di tempel tetapi secara sistemnya belum tahu. Saya bingung ada mahasiswa mendapat hak 24 sks tetapi yang tercantum hanya 18 sks namun setelah ditanyakan dan dikatakan untuk dicetak kembali hasil KRS-nya, seharusnya disosialisasikan terlebih dulu kepada dosen lalu kepada pengguna/user dalam hal ini adalah mahasiswa", ucap Manik.

"Namun, tidak semua dosen mengerti hal itu juga dengan mahasiswa. Saya memang orang yang awam akan hal itu dan tidak tahu harus ketik apa di komputer karena belum disosialisasikan, jadi kita sebagai dosen dan orang sekertariat bukannya tidak mau menolong memang belum tahu sistemnya. Banyak mahasiswa yang dioper-oper, pertama mahasiswa menanyakan di lantai 6 sekretariat Fikom tetapi kita para dosen dan sekretariat (Fikom) tidak tahu, lalu kita bilang semua itu yang mengurus pihak lantai 3. Dilantai 3 terus dioper lagi. Banyak mahasiswa mengeluh kepada saya, tetapi ada juga yang merasa senang karena sistem online ini membantu bagi mahasiswa yang sering pergi ke luar kota tetapi Usahid memang masih awam sekali dengan sistem KRS Online, untuk itu perlu belajar banyak dengan PTS (Perguruan Tinggi Swasta) yang telah menggunakan sistem Online", tambah Manik.

Menurut Siti Chaerani Iskandar, dengan sistem KRS Online memberikan kemudahan bagi mahasiswa. "Pengisian KRS Online lebih mudah. Sebenarnya saya ingin mengganti salah satu mata kuliah, tapi oleh dosen yang bersangkutan prosesnya agak lama," ungkap mahasiswa Ekonomi/MHT-20008 Itu.

Sama halnya dengan Rani, menurut Ferdiansa (Hukum/Praktisi-2008), "Dalam pengisian KRS Online tidak ada kesulitan tetapi seandainya ada kesalahan dalam pemilihan mata kuliah penyelesainnya sulit sehingga mahasiswa terkadang bingung."

Bagi mahasiswa sendiri sistem ini agak rumit apalagi bagi mahasiswa tingkat l. Namun dengan sistem KRS Online sangat membantu, hanya saja karena kurang sosialisasi dan kita (mahasiswa_red) sebagai pengguna juga harus aktif untuk mencari informasi mengenai hal tersebut. Sistem KRS Online dapat terlaksana dengan baik jika semua pihak dapat bekerja sama dalam aplikasinya, baik pihak dosen maupun mahasiswa.qq,ega,zhr/wt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar