Tambah Dong Armada Bus Kampus!
Malang nian nasib kampus Usahid, dengan dana yang mencekik Mahasiswa namun untuk pengadaan bus kampus terkesan ‘pelit’. Si ‘mungil’ biasa dengan gaya sindirian, tentunya dengan kapasitas yang minim, seringkali digunakan oleh mahasiswa USAHID.
Fasilitas yang sangat laris manis ini terkadang menjadi ladang rebutan antar mahasiswa. Tak jarang kegiatan yang bersamaan hingga menyebabkan bentrok, dengan kata lain salah satu UKM harus bersedia mengalah.
“Pemakaian bus kampus sering kali bentrok dengan UKM dan ORMAWA lain, apalagi dikala musim diklat. Di mana setiap UKM sangat memerlukannya. Seharusnya ada pergantian bus yang lama dengan bus yang kapasitasnya lebih besar sehingga tidak perlu meminjam mobil kijang sebagai tambahan kendaraan, jadi tidak mengeluarkan dana yang lebih besar lagi. Alternatif lain, dengan penambahan bus kampus yang lebih nyaman sehingga dapat membawa nama baik USAHID ketika UKM, ORMAWA atau yang lainnya menggunakan bus ini. Semoga hal ini dapat terlaksana dan terealisasi dengan baik.” kata Gandeus, anggota UKM Matasitas.
Hal senada datang dari salah seorang anggota UKM KSR. “Bus yang sekarang cukup nyaman, hanya perlu penambahan bus saja, karena bus yang sekarang hanya mempunyai kapasitas bangku yang pas-pasan, saya juga berharap bus ditambahkan dengan fasilitas bangku yang lebih baik daripada sekarang sehingga akan terasa nyaman dan ketepatan waktunya untuk sopir bus karena dengan keterlambatan akan menghambat kegiatan,” ucap Karlina yang sedikit memuji namun tetap menyentil fasilitas kampus tersebut.
Memang untuk mahasiswa yang mempunyai segudang kegiatan, terkadang menjadi hambatan tersendari, tatkala rencana yang sudah dijadwalkan harus diundur. “Bus kampus perlu ditambahkan terutama penyediaan setiap bus untuk masing-masing fakultas di USAHID,” tegas Kurniawan.
Apa salahnya menambah armada bus kampus dengan kapasitas yang lebih besar dan lebih baik, hal ini dikarenakan apabila ada kegiatan parisiwata bisa menggunakannya dan bisa juga digunakan oleh seluruh elemen kampus seperti UKM dan ORMAWA tanpa harus meminjam bus dari luar kampus. Ada solusi lain apabila tidak diganti, bus sekarang perlu ada tambahan minimal dua atau tiga karena kampus kita ini banyak mahasiswa yang mempunyai kegiatan, dan juga tidak etis hanya memiliki satu bus kampus untuk ukuran USAHID yang sebesar ini. Selain itu, agar tidak bentrok dengan kegiatan UKM dan ORMAWA lain. EGA/QQ
OASE
Permohonan Si Kaya Dan Si Miskin
Nabi Musa AS memiliki umat yang jumlahnya sangat banyak dan umur yang panjang. Mereka ada yang kaya danjuga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia begitu miskin, pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS.
"Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya. Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu,"
"Saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.
Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu. Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata.
"Wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu.
Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian yang terjadi adalah si kaya itu semakin ditambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Si miskin menjadi bertambah miskin, Allah SWT mengambil semua kenikmatannya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT. Abi ‘Ulya
EMBUN
Adab Terhadap Orang-Orang Kafir
Syeikh Abu Bakar Jabir al Jaza’iriy mengatakan bahwa setiap muslim haruslah meyakini bahwa seluruh ajaran dan agama adalah batil dan para penganutnya adalah kafir kecuali agama Islam karena ia adalah agama yang benar dan kecuali para pemeluk Islam karena mereka adalah orang-orang yang beriman dan berserah diri, sebagaimana firman Allah swt : “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Al Imran : 19)
Itu adalah informasi Ilahi yang benar, yang memberitahukan seorang muslim bahwa seluruh agama yang ada sebelum Islam telah dihapuskan dan hanya Islam agama seluruh manusia. Allah tidaklah menerima satu agamapun selain Islam dan Dia tidaklah rela dengan syariat selainnya. Dari sini seorang muslim melihat bahwa setiap orang yang tidak beragama dengan agama Allah (Islam) adalah kafir. Untuk itu hendaklah seorang muslim memiliki adab-adab berikut dalam bermuamalah dengan mereka :
1. Tidak menyetujui kekufurannya, tidak ridho dengannya karena ridho dengan kekufuran adalah kekufuran.
2. Membencinya dengan kebencian Allah kepadanya, yaitu mencintai karena Allah dan membenci karena Allah. Selama Allah membenci kekufuran maka seorang muslim harus membenci pula kekufuran dengan kebencian Allah kepadanya.
3. Tidak memberikan wala’ (loyalitas) dan kecintaan kepadanya, berdasarkan firman-Nya : “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin.” (QS. Ali Imran : 28)
4. Berlaku adil terhadapnya serta memberikan kebaikan kepadanya selama dia tidak memerangi (kaum muslimin)
5. Menyayangi dengan sifat kasih sayang pada umumnya, seperti memberikannya makan ketika dia merasa lapar, memberikannya minum ketika kehausan, mengajaknya berobat ketika sakit, menyelamatkannya dari sesuatu yang bisa membahayakannya dan menjauhinya dari apa-apa yan bisa menyakitinya, berdasarkan sabda Rasulullah SAW,
”Sayangilah orang-orang yang di bumi maka yang di langit akan menyayangimu.” (HR. at-Thabrani)
6. Tidak menyakiti/menzhaliminya di dalam harta, darah atau kehormatannya jika dia bukan termasuk orang-orang yang memerangi (umat Islam) berdasarkan sabdanya,
”Allah SWT berfirman : Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezhaliman terhadap diri-Ku dan Aku jadikan hal itu haram diantara kalian maka janganlah kalian saling menzhalimi.” (HR. Muslim)
7. Boleh memberikan hadiah kepadanya atau menerima hadiah darinya dan memakan makanannya jika dia termasuk ahli kitab (Yahudi atau Nasrani) :
“Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu.” (QS. Al Maidah : 5)
8. Tidak menikahkan laki-lakinya dengan seorang wanita mukminah, seperti dalam firman Allah :
“(Wanita-wanita) mukminah tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka (wanita-wanita mukminah).” (QS. Al Mumtahanah : 10)
9. Menjawab bersinnya dengan mengucapkan.
“Semoga Allah memberikan hidayah kepadamu dan membaikan urusanmu.”
10. Tidak memulai salam kepadanya dan jika mereka mengawali salam maka jawablah dengan kata-kata “Wa alaikum”, berdasarkan sabda Rasulullah SAW, ”Apabila orang-orang ahli kitab membeikan salam kepadamu maka ucapkanlah ‘wa alaikum’ (Muttafaq Alaihi)
11. Menyempitkan jalannya berdasarkan sabda Rasulullsh SAW,
”Janganlah kalian mendahulukan salam kepada orang-orang Yahudi dan Nasranai dan jika kalian bertemu dengan seorang dari mereka di jalan maka persempitlah.” (HR. Abu Daud)
12. Tidak menyerupainya dalam permasalahan yang tidak darurat, sabda Rasulullah SAW,
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari mereka (kaum itu).” (Muttafaq Alaihi). Wallahu A’lam. Net
OASE
Permohonan Si Kaya Dan Si Miskin
Nabi Musa AS memiliki umat yang jumlahnya sangat banyak dan umur yang panjang. Mereka ada yang kaya danjuga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia begitu miskin, pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS.
"Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya. Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu,"
"Saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.
Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu. Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata.
"Wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu.
Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian yang terjadi adalah si kaya itu semakin ditambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Si miskin menjadi bertambah miskin, Allah SWT mengambil semua kenikmatannya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT. Abi ‘Ulya
EMBUN
Adab Terhadap Orang-Orang Kafir
Syeikh Abu Bakar Jabir al Jaza’iriy mengatakan bahwa setiap muslim haruslah meyakini bahwa seluruh ajaran dan agama adalah batil dan para penganutnya adalah kafir kecuali agama Islam karena ia adalah agama yang benar dan kecuali para pemeluk Islam karena mereka adalah orang-orang yang beriman dan berserah diri, sebagaimana firman Allah swt : “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Al Imran : 19)
Itu adalah informasi Ilahi yang benar, yang memberitahukan seorang muslim bahwa seluruh agama yang ada sebelum Islam telah dihapuskan dan hanya Islam agama seluruh manusia. Allah tidaklah menerima satu agamapun selain Islam dan Dia tidaklah rela dengan syariat selainnya. Dari sini seorang muslim melihat bahwa setiap orang yang tidak beragama dengan agama Allah (Islam) adalah kafir. Untuk itu hendaklah seorang muslim memiliki adab-adab berikut dalam bermuamalah dengan mereka :
1. Tidak menyetujui kekufurannya, tidak ridho dengannya karena ridho dengan kekufuran adalah kekufuran.
2. Membencinya dengan kebencian Allah kepadanya, yaitu mencintai karena Allah dan membenci karena Allah. Selama Allah membenci kekufuran maka seorang muslim harus membenci pula kekufuran dengan kebencian Allah kepadanya.
3. Tidak memberikan wala’ (loyalitas) dan kecintaan kepadanya, berdasarkan firman-Nya : “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin.” (QS. Ali Imran : 28)
4. Berlaku adil terhadapnya serta memberikan kebaikan kepadanya selama dia tidak memerangi (kaum muslimin)
5. Menyayangi dengan sifat kasih sayang pada umumnya, seperti memberikannya makan ketika dia merasa lapar, memberikannya minum ketika kehausan, mengajaknya berobat ketika sakit, menyelamatkannya dari sesuatu yang bisa membahayakannya dan menjauhinya dari apa-apa yan bisa menyakitinya, berdasarkan sabda Rasulullah SAW,
”Sayangilah orang-orang yang di bumi maka yang di langit akan menyayangimu.” (HR. at-Thabrani)
6. Tidak menyakiti/menzhaliminya di dalam harta, darah atau kehormatannya jika dia bukan termasuk orang-orang yang memerangi (umat Islam) berdasarkan sabdanya,
”Allah SWT berfirman : Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezhaliman terhadap diri-Ku dan Aku jadikan hal itu haram diantara kalian maka janganlah kalian saling menzhalimi.” (HR. Muslim)
7. Boleh memberikan hadiah kepadanya atau menerima hadiah darinya dan memakan makanannya jika dia termasuk ahli kitab (Yahudi atau Nasrani) :
“Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu.” (QS. Al Maidah : 5)
8. Tidak menikahkan laki-lakinya dengan seorang wanita mukminah, seperti dalam firman Allah :
“(Wanita-wanita) mukminah tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka (wanita-wanita mukminah).” (QS. Al Mumtahanah : 10)
9. Menjawab bersinnya dengan mengucapkan.
“Semoga Allah memberikan hidayah kepadamu dan membaikan urusanmu.”
10. Tidak memulai salam kepadanya dan jika mereka mengawali salam maka jawablah dengan kata-kata “Wa alaikum”, berdasarkan sabda Rasulullah SAW, ”Apabila orang-orang ahli kitab membeikan salam kepadamu maka ucapkanlah ‘wa alaikum’ (Muttafaq Alaihi)
11. Menyempitkan jalannya berdasarkan sabda Rasulullsh SAW,
”Janganlah kalian mendahulukan salam kepada orang-orang Yahudi dan Nasranai dan jika kalian bertemu dengan seorang dari mereka di jalan maka persempitlah.” (HR. Abu Daud)
12. Tidak menyerupainya dalam permasalahan yang tidak darurat, sabda Rasulullah SAW,
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari mereka (kaum itu).” (Muttafaq Alaihi). Wallahu A’lam. Net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar