Oleh: Nasri Zarman*
Dalam setiap organisasi seorang pemimpin pasti memiliki ambisi/tujuan, yang dapat diartikan sebagai hal-hal yang ingin dicapai baik individu atau organisasi. Tiap individu atau organisasi dapat memiliki lebih dari satu tujuan. Apakah ambisi untuk membuat organisasi menjadi lebih baik atau ambisi untuk kekuasaan semata. Pada kenyataan ambisi banyak digunakan oleh seorang pemimpin untuk meraih kekuasaannya.
Dasar dari ambisi seseorang adalah kebutuhannya untuk meraih sesuatu yang ingin dicapai dapat berorientasi pada kenikmatan, ketentraman, kehangatan, kekuasaan atau keberhasilan. Namun sekarang ini sangat sedikit pemimpin yang melaksanakan kewajibannya dengan tulus dan iklas tanpa mengharapkan imbalan. Inilah yang menjadi tanda tanya saya selama ini. Adakah pemimpin yang seperti ini dikampus kita? Mudah-mudahan masih ada. Pemimpin yang baik untuk membuat organisasi jauh lebih baik, sehingga kita bangga dengan almamater ini. Ambisi yang baik adalah ambisi yang berorientasi pada peningkatan kemampuan, dengan meningkatnya kemampuan memungkinkan individu atau organisasi mencapai ambisi yang lebih besar dikemudian hari.
Fungsi dan tugas pemimpin adalah menentukan tujuan atau target organisasi / kelompoknya. Pemimpin yang mempunyai ciri koordinasi sense of motoric jauh lebih baik dalam mengorganisir usaha, mengiventarisir semua usaha yang perlu dan mengelompokkan usaha berdasarkan kriteria dan mendistribusikan “kelompok usaha” serta membimbing anggota agar mampu mengerjakan tugasnya dengan baik. Dalam menentukan tujuan organisasi meliputi penetapan visi, misi, tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Pada kenyataannya penentuan tujuan ini dapat dilakukan seorang pemimpin dengan atau tanpa berkonsultasi dengan anggotanya.
Syarat untuk menjadi pemimpin yang baik yaitu : 1. Kemampuan menetapkan tujuan yang mungkin dicapai agar berhasil harus disertai kerja keras dengan cara mengumpulkan informasi dan mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang timbul, jangan lupa rencanakan tindakan alternatif bila hambatan tidak dapat diatasi dan laksanakan rencana kerja dengan tindakan nyata juga evaluasi; 2. Kemampuan mengorganisir pekerjaan untuk mengerjakan tugas-tugas haruslah memilih orang yang sesuai dengan persyaratan keahlian yang dibutuhkan; 3. Bisa meningkatkan gairah kerja anggotanya; 4. Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan terlebih dahulu; 5. Kemampuan berkomunikasi; 6. Kemampuan membimbing bawahan, 7. Kemampuan menyesuaikan gaya dengan tuntutan situasi; 8. Penguasaan bidang tugas; 10. Kewibawaan; 11. Kemampuan belajar dari pengalaman, harus dapat menerima feedback dan jangan menganggap umpan balik sebagai serangan. Ingat bahwa kesan belum tentu sama dengan kenyataan, jangan lupa untuk menganalisa pengalaman itu.
*Penulis adalah Aktivis UKM KSR, Forum Komunikasi Ormawa, Satgas anti narkoba;
Dan Mahasiswa Ekonomi 2004
Minggu, 25 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar